
Sejarah Angkringan: Dari Pikulan Hingga Gerobak Modern
07/07/2025
Sejarah angkringan berawal dari kebiasaan masyarakat menjual makanan secara keliling menggunakan pikulan. Lambat laun, budaya ini berkembang menjadi gerobak dorong yang menetap di pinggir jalan. Lebih dari sekadar kuliner, angkringan menyimpan jejak perjuangan hidup rakyat kecil serta menjadi ruang sosial yang hangat, jujur, dan membumi sejak zaman kolonial hingga sekarang.
Angkringan diperkirakan berasal dari sekitar tahun 1950-an, dibawa oleh pedagang asal Klaten ke Yogyakarta. Saat itu, penjual makanan keliling menggunakan pikulan menjajakan nasi bungkus kecil dengan lauk sederhana. Karena semakin digemari, sistem pikulan beralih ke gerobak dorong yang diparkir di pinggir jalan. Dari sinilah konsep angkringan seperti yang kita kenal sekarang mulai terbentuk dan berkembang pesat.
Pada masa kolonial, angkringan menjadi tempat berkumpul bagi masyarakat biasa. Di sinilah kabar menyebar, ide berdiskusi, hingga kritik terhadap keadaan disampaikan secara santai. Angkringan juga menjadi simbol perlawanan kelas, karena setiap orang bisa duduk sejajar tanpa batasan status sosial. Tak heran jika tempat ini sangat dihormati sebagai bagian dari sejarah rakyat kecil.
Kini angkringan tetap eksis, bahkan semakin berkembang dengan beragam konsep baru. Meski banyak perubahan terjadi, nilai-nilai angkringan tidak pernah pudar. Kesederhanaan, keterbukaan, dan harga yang terjangkau menjadi warisan utama yang tetap dijaga. Dari masa ke masa, angkringan selalu punya tempat di hati masyarakat sebagai lambang keakraban dan kesetaraan sosial.